Jumat, 04 Juni 2010

Di Balik Layar Pembuatan : Headhunter's Magic.

Sore kemarin itu, hujan. Di tempat saya berdiri, tidak. Karena saya di dalam rumah. Yang hujan itu di luar. Lalu saya buka plurk, dan ada kawan yang mempertanyakan kenapa berita di TV cuma tentang orang Indonesia diserang, padahal yang di dalam kapal itu banyak kan. Nah, lalu saya bikin kopi deh. Minum kopi ketika hujan itu sedep banget, terutama bagi yang jadi saya, karena tidak kebetulan siang itu saya beli Sam Soe sebungkus. Jadi ada banyak kejadian, beli Sam Soe+Hujan sore hari+minum kopi.

Itulah pengantarnya. Mau diantar kemana? Ke sini: suasana sangat mendukung saya bikin lagu. Sebelumnya (Tina tau loh, dan kata Tina dia suka) saya udah bikin lagu juga tentang kawan-kawan di Palestina yang diserang Israel tiap hari. Bertubi-tubi banyaknya luka. Tapi kali ini saya bikin yang aga beda, karena saya sedang dibayang-bayangi Silverchair, dan penulisan liriknya yang unik.

Lalu kata kawan saya yang jenius, bikin aja lagu yang simpel (sederhana). Yaudah deh, berbekal begitu banyak semangat dan juga rokok, saya mulai tulis lagu. Ajaib! Dalam waktu setengah jam jadilah itu lagu. Oh, seandainya saya bisa ngerekam dengan bagus, pasti saya unggah di sini. Pokonya suaranya grungy-grungy gitu. Jadi semacam aneh kali ya.

Tanpa banyak pandang selayang-layang, ini bedah liriknya.

You came to me, in the night while I rest
Saya berkhayal, tentara musuh datang ketika saudara-saudara saya malam-malam sedang tidur. Bukannya pagi-pagi ketika sedang segar.

You came to me, bring the doom of the landlord.
Saya dikasih tau temen, orang Israel itu sampai kapanpun menganggap merekalah pemilik tanah yang sejati. Bagi mereka, itu adalah Tanah Perjanjian, dan merekalah tuan tanahnya. Jadi mereka marah sama yang ada di situ.

You came to me, with the prayer of your priest.
Saya dikasih tau guru Sekolah Minggu, sebelum berangkat berperang, tentara Israel selalu membuat sebuah perjamuan dulu untuk meminta berkat dan kemenangan.

You came to me, in the name of your god.
Sebagai kritik kepada orang-orang Israel yang sekarang sudah banyak berkutat dengan berhala dan agama mistis, saya menggunakan istilah "dewa / god" dan bukan "Tuhan / God".


REFF:

Name yourself a soldier, from a little chick..chick..chick..chicken troops]
Lagi-lagi dari guru Sekolah Minggu, saya tau bahwa banyak sekali leluhur orang Israel yang gagah perkasa dalam berperang. Sangat pemberani. Tapi yang ada sekarang, tak lebih dari pengecut gitu ya. Ck..ck..ck.. kasihan

Hiding below your own interpretation
Pemahaman bahwa Tanah Perjanjian harus direbut (dan bukan dibagi) buat saya itu interpretasi yang sangat egois ya.

Put a lot of landmines, waiting for the tick..tick..tick..tick.. ticking bombs.
Ketika para leluhur orang Israel berperang dengan jantan, penerus-penerusnya lebih suka menggunakan teknologi canggih yang memungkinkan mereka tidak bersentuhan langsung dengan musuh.

Be brave, and brave. Don't ever let our face turned down.
Bagi saya yang sering ditolak oleh wanita, tidak ada kata menyerah. Yang tidak mungkin itu hanya butuh waktu lebih lama untuk diakhiri.

Before we shout and scream, "Enemies, down!"
Jangan menyerah sebelum musuh kalah.


Nah, begitulah dongeng yang panjang lebar dan sedikit aneh ini. Semoga yang baca suka, dan tergerak hatinya untuk terus berdoa. Amin.



Ujungberung, 3 Juni 2010
Di kantor, sedang ramai.

2 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Komentar saya adalah ingin dengar bersama nadanya yang (mungkin) merdu.

    Dan kalau doa saya bisa membantu saya ingin berdoa untuk semua yang tertindas selama itu manusia bukan hanya orang Indonesia atau kaum wanita dan kaum pria atau kulit hitam dan kulit putih atau Yahudi,Nasrani, Muslim, Hindu, Budha dan agama-agama lain atau apapun yang namanya masih sama yaitu manusia saya berdoa semoga bisa menyadarkan yang menindas atau mungkin menunggu waktu sambil usaha kalau nanti semua berbalik karena yang bantu lewat doa sudah pasti banyak.

    Semoga kejadian kemanusiaan ini menjadi pedoman dari berbagai pihak agar segera sadar dan berhenti menindas orang lain untuk kepentingan pribadi, golongan ataupun kelompok.

    Dan semoga tidak ada lagi perbedaan. Biarlah yang beda tetap beda.
    Amin.

    BalasHapus