Kamis, 29 April 2010

3. Mendengar Burung Hantu Yang Adalah Angin

"Ada sebuah dunia, dimana selalu terang. Tak ada hujan, pun gumpalan hitam sisa Chernobyl. Di sana, aku melihat awannya membentuk senyuman."
Burung hantu itu memandang lurus ke arahku.

"Ada sebuah kota, dimana cerobong pabriknya memenuhi cakrawala. Di sana, setiap pukul lima aku melihat asap-asap serentak berdesakan dengan oksigen murni. Oksigen yang murni! Murni!"
Burung hantu itu mengambil pipa rokok dan menyalakannya.

"Ada sebuah rumah, dimana suasana sekeliling meja makannya selalu hangat. Piring-piring tak pernah henti berisi makanan bergizi. Di sana, aku melihat anak-anak kecil berumur seratus delapan puluh dua tahun tertawa-tawa."
Burung hantu itu tiba-tiba terisak.

"Ada sebuah raga, dimana borok dan bisul menghias sebagian besar tampak luarnya. Penuh kuman juga lalat berpesta. Di sana, aku melihat wajahnya menggerutu. Memprotes tapi tanpa suara. Mengerang pun tidak."
Burung hantu itu mengambil topi berbentuk kerucut dari tas usang miliknya, lalu melempar topinya ke udara.

"Ada sebuah hati, dimana terdapat selembar papan bertuliskan PENCARIAN. Ruangan hati itu berdebu, dan di dindingnya ada foto berpigura dengan berbagai ukuran. Foto masa kecil, juga foto-foto yang absurd. Disana aku melihatmu, sedang memandang lurus ke arahku."
Burung hantu itu sudah tak ada lagi di tempatnya.



---------------------------------------------------------
Jatinangor, 10 April 2010

8 komentar:

  1. Asli wow banget!!!
    sumpah aku suka banget sama yang ini, tapi yang lain belum baca semua sih.
    tapi aku tersentak baca tentang pencarian.
    aku nangkepnya ya, persepsi aku dari tulisan kamu nih.
    disana ada hati yang udah lama bingung ya, terlalu banyak mengingat masa lalu sepertinya.
    haha.
    keren ih, makin detil banget.

    BalasHapus
  2. terimakasih!!
    dan hati aku kan kosong. tp sepertinya emg hrs bgitu. hheu..
    detail? hm.. mgkn iya. berusaha agak surreal. hehe..

    BalasHapus
  3. terimakasih!!
    dan hati aku kan kosong. tp sepertinya emg hrs bgitu. hheu..
    detail? hm.. mgkn iya. berusaha agak surreal. hehe..

    BalasHapus
  4. oh tentang kamu toh. kirain cuma cerita.
    haha.

    aku sampe sekarang masih belum paham sama surreal sih.

    dan kenapa dua kali lagi? hah?

    BalasHapus
  5. yah..mgkn krn lbh gampang mengambil ide dr yg plg deket.
    aku jg blm paham sih. tp gpp biarkanlah surreal menanamkan kepahamannya sendiri.
    gtau nih mgkn krn koneksinya ajaib

    BalasHapus
  6. emang iya sih, soalnya paling berasa.
    nulis kalo ga pake rasa ga bagus.
    haha.

    di semua tempat ada dua loh.

    BalasHapus
  7. nah, kmrn aku smpt ngobrol2 dgn tmn, dan katanya jgn nulis pake perasaan. loh?? aku jd bingung dah.

    hmm.. emg aneh. mgkn krn td sdg main tenis.

    BalasHapus
  8. haha. beda orang kan.
    kalo aku sih biasanya nulis kalo lagi ada rasa kalo enggak rasanya hambar, dibaca berulang-ulang juga biasa aja.
    hehe.

    BalasHapus